Wednesday, October 29, 2025

Ketika Aku Memutuskan untuk Tidak Mengejar Lebih


Mungkin aku bodoh.

Aku menolak tawaran investasi yang bisa membuat penghasilanku naik sepuluh kali lipat.

Temanku datang membawa proposal, lengkap dengan rencana ekspansi besar-besaran. Ia ingin inject dana ke bisnisku agar bisa tumbuh lebih cepat, lebih besar, lebih menjanjikan.

Tapi aku menolaknya.

Tuesday, October 28, 2025

Dari Pabrik ke Kampus:
Keputusan yang Mengubah Hidupku


Aku lulusan STM Pembangunan Jurusan Kimia Industri.

Sekolahku bukan sekolah biasa ini salah satu sekolah perintis pembangunan yang didirikan di era Orde Baru. Hanya ada lima sekolah seperti ini di seluruh Indonesia. Kurikulumnya berbeda, gaya belajarnya mirip seperti kuliah, dan misinya jelas: mencetak tenaga siap kerja untuk mendukung pembangunan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto.

Di Surabaya, sekolah ini sangat disegani. Banyak orang tua yang bangga jika anaknya bisa masuk STM Pembangunan. Aku pun begitu. Aku merasa sudah di jalur yang benar, jalur yang menjanjikan masa depan.

Setelah lulus, aku sama sekali tidak kepikiran untuk kuliah. Di sekolah kami, tidak ada dorongan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Semua diarahkan untuk langsung bekerja di industri. Dan waktu itu, aku percaya penuh. 

Buat apa kuliah, kalau lulus STM saja sudah bisa kerja dan punya penghasilan tetap?

Sunday, October 26, 2025

Begin with the End:
Keputusan Besar di Tahun 2012


Tahun 2012 adalah tahun yang tidak akan pernah aku lupakan. Tahun di mana aku membuat keputusan besar yang mengubah arah hidupku.

Aku menutup bisnis bimbingan belajar yang sudah enam tahun aku rintis. Sebuah bisnis kecil di level kampung, tapi penuh cerita dan perjuangan.

Secara pendapatan, bisnis itu menyenangkan. Dari hasil bersihnya saja, aku bisa mendapatkan hampir empat kali lipat UMR. Untuk ukuran bimbingan belajar kecil, itu pencapaian yang cukup membanggakan. Tapi di balik angka yang tampak indah itu, ada hal besar yang mulai mengusikku,  waktu.

Friday, October 24, 2025

Dari Pizza Hut ke Meja Impian


Aku masih ingat sore itu. Kami berlima nongkrong di Pizza Hut Tunjungan Plaza, Surabaya. Tempat yang dulu jadi favorit kami sejak lulus dari STM. 

Biasanya obrolan kami receh, ngomongin guru yang killer, teman yang jadian, sampai mimpi-mimpi absurd yang nggak pernah serius dibahas.

Hari itu awalnya juga begitu. Ngobrol ngalor-ngidul, ketawa tanpa arah. Sampai aku tiba-tiba nyeletuk, “Eh, aku punya ide gila nih. Aku pengen punya bimbingan belajar sendiri. Dan meraih mimpi 1 M ku”

Teman-teman langsung diam.

Thursday, October 23, 2025

30 Menit Bermain Bersama


Cukup 30 menit aja. itu kebiasaan baruku. duduk sebentar, menemani anak ku bermain.

Berkhayal bareng dengan mainan yang ada. Berpura-pura jadi pangeran yang berani mengejar naga penculik putri.

Atau main lego, membuat jalan atau bentuk gak jelas. Buat aku yang sudah dewasa, mungkin kelihatannya membosankan.

Mandi setelah pulang kerja


Aku mulai membiasakan langsung mandi setelah pulang dari kerja. Membasuh tubuh yang lelah dengan air itu terasa begitu menyegarkan. Apalagi kalau pakai air hangat, badan jadi rileks, pikiran juga ikut tenang.

Selain bikin badan bersih karena kuman dan bakteri mati kena sabun, mandi juga seringkali jadi cara paling sederhana untuk menjernihkan pikiran yang lagi mbulet.

Nah ternyata ada penjelasan ilmiahnya juga di balik “mandi air anget bikin segar” itu. 

Wednesday, October 22, 2025

Meranggas Seperti Pohon Jati


Aku mulai belajar personal finance bukan dari buku, bukan dari seminar, dan bukan dari video motivasi. Aku belajar karena kepepet. Waktu itu, bisnisku nyaris tumbang. Rasanya kayak berdiri di tepi jurang  satu langkah salah aja bisa langsung jatuh ke bawah.

Semuanya berawal di akhir tahun 2019. Saat itu aku lagi semangat-semangatnya. Bisnis jasa pembersihan springbed dan sofa yang aku bangun dari nol akhirnya mulai naik. Orderan banyak, pelanggan puas, dan aku mulai mikir buat ekspansi.

Aku datangi bank, ajukan kredit, dan akhirnya disetujui. Mesin baru kubeli, karyawan baru kuambil, bahkan aku udah siap dengan armada baru. Di kepala, masa depan terlihat cerah banget. Tapi ya, hidup nggak bisa ditebak. Beberapa bulan kemudian, pandemi datang.

Rencana Keuangan dan Biji Mangga


Di titik ini aku sadar, kalau rencana keuangan itu harus dibuat berdasarkan hidup yang aku inginkan.

Selama ini, aku sering ngikutin saran orang lain, nabung segini persen, investasi di sana, jangan beli ini, harus punya itu padahal belum tentu semua itu cocok buat hidupku.

Aku baru benar-benar paham, kalau rencana keuangan itu sama kayak peta perjalanan. Kalau tujuannya beda, tentu rutenya juga nggak bisa sama.

Orang yang pengin keliling dunia tentu beda cara ngatur uangnya sama orang yang pengin hidup tenang di desa sambil berkebun.

Masalahnya, banyak dari kita yang jalan tanpa peta. Kita kerja, dapat uang, habis, kerja lagi, lalu ngerasa capek tapi nggak tahu kenapa.

Aku juga pernah di fase itu. Hidup jalan, tapi nggak jelas arahnya. Sampai suatu hari aku mendapatkan insight saat menyiram pohon mangga di depan rumah.