Tuesday, November 4, 2025

Belajar Jadi Proaktif dari Pak Tanadi Santoso


Aku salah satu penggemar berat Pak Tanadi Santoso, pemilik Radio Bisnis PAS FM. Dulu hampir setiap hari aku dengerin sesi Business Wisdom yang diputar di radio itu.

Suaranya tenang, nadanya mantap, dan setiap ceritanya selalu mengandung pelajaran hidup yang praktis banget buat dunia bisnis. Bukan teori yang ngawang, tapi kisah nyata yang bisa langsung diterapkan.

Nasi Sudah Jadi Bubur


Tahun 2014, aku punya tabungan yang lumayan besar. Jumlahnya cukup untuk memberangkatkan ibuku naik haji plus-plus — bukan haji biasa, tapi yang pelayanannya lebih nyaman dan lebih cepat berangkatnya.

Tapi waktu itu aku mikir lain. Aku pengen rumah ibu jadi bagus dulu. Aku pengen kalau ada tamu datang, ibu gak malu saat tamunya izin ke kamar mandi. Aku tahu betul, rumah lama kami itu sudah mulai rapuh dan terkesan tua.

Sunday, November 2, 2025

Jalan Rejeki Guru SD


Aku dulu sempat kerja sebagai guru SD swasta. Gajiku? Ya, standar UMR lah. Kadang kalau lihat teman-teman lain yang bisa beli mobil atau liburan ke luar kota, aku suka mikir, “Kapan ya bisa kayak mereka?” Bukan iri sih, cuma pengen aja ngerasain hidup yang lebih lega dari sisi keuangan.

Aku cinta pekerjaanku, jujur aja. Ngajar anak-anak itu punya kepuasan tersendiri. Lihat mereka bisa baca lancar, ngerti konsep pecahan, atau mulai berani ngomong di depan kelas  rasanya priceless. Tapi di sisi lain, aku juga sadar, cinta aja gak cukup buat bikin dompet tebal.

Jadi, aku mulai mikir serius soal satu hal: gimana caranya meningkatkan penghasilan. Kalau terus bergantung sama gaji guru, kayaknya agak susah buat naik kelas secara finansial.

Wednesday, October 29, 2025

Ketika Aku Memutuskan untuk Tidak Mengejar Lebih


Mungkin aku bodoh.

Aku menolak tawaran investasi yang bisa membuat penghasilanku naik sepuluh kali lipat.

Temanku datang membawa proposal, lengkap dengan rencana ekspansi besar-besaran. Ia ingin inject dana ke bisnisku agar bisa tumbuh lebih cepat, lebih besar, lebih menjanjikan.

Tapi aku menolaknya.

Tuesday, October 28, 2025

Dari Pabrik ke Kampus:
Keputusan yang Mengubah Hidupku


Aku lulusan STM Pembangunan Jurusan Kimia Industri.

Sekolahku bukan sekolah biasa ini salah satu sekolah perintis pembangunan yang didirikan di era Orde Baru. Hanya ada lima sekolah seperti ini di seluruh Indonesia. Kurikulumnya berbeda, gaya belajarnya mirip seperti kuliah, dan misinya jelas: mencetak tenaga siap kerja untuk mendukung pembangunan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto.

Di Surabaya, sekolah ini sangat disegani. Banyak orang tua yang bangga jika anaknya bisa masuk STM Pembangunan. Aku pun begitu. Aku merasa sudah di jalur yang benar, jalur yang menjanjikan masa depan.

Setelah lulus, aku sama sekali tidak kepikiran untuk kuliah. Di sekolah kami, tidak ada dorongan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Semua diarahkan untuk langsung bekerja di industri. Dan waktu itu, aku percaya penuh. 

Buat apa kuliah, kalau lulus STM saja sudah bisa kerja dan punya penghasilan tetap?

Sunday, October 26, 2025

Begin with the End:
Keputusan Besar di Tahun 2012


Tahun 2012 adalah tahun yang tidak akan pernah aku lupakan. Tahun di mana aku membuat keputusan besar yang mengubah arah hidupku.

Aku menutup bisnis bimbingan belajar yang sudah enam tahun aku rintis. Sebuah bisnis kecil di level kampung, tapi penuh cerita dan perjuangan.

Secara pendapatan, bisnis itu menyenangkan. Dari hasil bersihnya saja, aku bisa mendapatkan hampir empat kali lipat UMR. Untuk ukuran bimbingan belajar kecil, itu pencapaian yang cukup membanggakan. Tapi di balik angka yang tampak indah itu, ada hal besar yang mulai mengusikku,  waktu.

Friday, October 24, 2025

Dari Pizza Hut ke Meja Impian


Aku masih ingat sore itu. Kami berlima nongkrong di Pizza Hut Tunjungan Plaza, Surabaya. Tempat yang dulu jadi favorit kami sejak lulus dari STM. 

Biasanya obrolan kami receh, ngomongin guru yang killer, teman yang jadian, sampai mimpi-mimpi absurd yang nggak pernah serius dibahas.

Hari itu awalnya juga begitu. Ngobrol ngalor-ngidul, ketawa tanpa arah. Sampai aku tiba-tiba nyeletuk, “Eh, aku punya ide gila nih. Aku pengen punya bimbingan belajar sendiri. Dan meraih mimpi 1 M ku”

Teman-teman langsung diam.

Thursday, October 23, 2025

30 Menit Bermain Bersama


Cukup 30 menit aja. itu kebiasaan baruku. duduk sebentar, menemani anak ku bermain.

Berkhayal bareng dengan mainan yang ada. Berpura-pura jadi pangeran yang berani mengejar naga penculik putri.

Atau main lego, membuat jalan atau bentuk gak jelas. Buat aku yang sudah dewasa, mungkin kelihatannya membosankan.