Saturday, January 21, 2012

Balanced Scorecard vs Cari Jodoh


Balanced Scorecard (BSC), entah kenapa akhir-akhir ini menjadi marak dibicarakan oleh anak mahasiswa lintas jalur Unair. Apakah hal ini disebabkan oleh Pak Indro, Dosen Unair untuk matakuliah pengukuran kinerja,  mempresentasikan keampuhan BSC dalam membantu perusahaan untuk mengukur kinerja strategi yang dijalankan atau ada yang lain. Tapi yang jelas saya adalah termasuk salah satu mahasiswa yang paling menyimak diantara yang lain. He he he


BSC sendiri merupakan alat manajemen yang bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan strategi dalam mencapai visi dan misi perusahaan.  BSC dikembangkan oleh 2 orang dari Amrik, Om Kaplan dan Om Norton dari Harvard University. Secara garis besar, mereka menjelaskan bahwa untuk menilai kemajuan dari perusahaan seyogyanya jangan hanya dilihat dari sudut pandang  keuangan saja, tapi juga lihat sudut pandang yang lain. Seperti sudut pandang pelanggan, proses internal perusahaan dan dari kemajuan karyawannya dalam belajar maupun berkembang. Keseimbangan penilaian kinerja dari sudut pandang yang berbeda merupakan salah satu dari inti dari BSC.

Seperti halnya cowok mau mengajak nikah. Tidak hanya dari dari sisi finansial yaitu penghasilan yang harus disiapkan dengan matang. Tapi juga bagaimana si cowok mampu memuaskan, eh kok memuaskan, tapi memenuhi harapan dari si pelanggan, yaitu si calon mertua dan calon istrinya. Perilaku dan sikap yang merupakan internal proses dari si cowok juga harus dijaga betul-betul supaya senantiasa mampu menjaga kualitas pelayanan yang diberikan ke calon mertua. Selain itu tak lupa untuk menunjukkan keinginan untuk maju dan berkembang, biar calon mertua percaya kalau calon menantunya adalah orang yang suka tantangan dan ingin selalu berkembang.

Penilaian secara menyeluruh dari berbagai sudut pandang ini penting untuk kelangsungan perusahaan. Jangan sampai perusahaan hanya mengejar keuntungan tetapi pelanggannya tidak dilayani dengan baik. Akhirnya pelanggannya komplain dan yang paling buruk adalah tidak akan kembali membeli produk / jasa yang ditawarkan perusahaan. 

Tidak hanya itu, proses internal di perusahaan harus dijaga dengan baik. Karena ini internal proses ini adalah sistem kerja yang menggerakkan perusahaan. Jika sistemnya tidak bekerja, maka perusahaan akan kesulitan dalam menjaga standar pelayanan yang diberikan ke pelanggan. Bayangkan jika proses kerja yang dijalankan tidak memiliki standar. Perusahaan mempunyai kemungkinan kehilangan uang karena pemborosan dari proses kerja yang tidak standar. Dan hal ini juga bisa menyebabkan pelanggan yang tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan.

Selanjutnya sudut pandang yang terakhir, kemampuan perusahaan dalam menjaga karyawaannya selalu senantiasa belajar dan berkembang. Hal ini penting untuk menjaga dan menjalankan sistem kerja. Dan sumber daya manusia merupakan asset terpenting dalam perusahaan. Perusahaan hanya akan berkembang jika memiliki sumber daya manusia yang handal.

Inti yang kedua adalah kinerja keempat sudut pandang harus bisa diukur dengan SMART. SMART adalah singkatan dari Spesific (jelas), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat diraih), Realistic (berhubungan erat dengan yang ingin diukur), Time bound (punya tenggat waktu yang jelas). 

Ukuran yang digunakan harus mampu mempresentasikan kondisi yang sebenarnya pada sudut pandang tersebut. Ukuran itu disebut sebagai KPI (Key Performance Indicator). Sehingga dengan ukuran ini bisa diketahui strategi apa yang kinerjanya kurang baik, perlu ditingkatkan atau malah berjalan dengan baik.

Dengan adanya BSC, semakin memudahkan perusahaan dalam menganalisa dan menilai kinerja dari perusahaan. Dan penilaian ini dilakukan secara menyeluruh (holistically).  

Dengan adanya BSC, juga semakin membantu para cowok-cowok pada saat mau ngajak nikah ceweknya. Dengan adanya BSC, si cowok akan mati-matian menjaga kinerja dari keempat sudut pandang calon mertuanya supaya perjuangan meminang ceweknya berjalan mulus tanpa rintangan yang berarti.
`

No comments:

Post a Comment