Friday, January 29, 2010

Tidak ada salahnya untuk mencoba

Alkisah, terdapat Seorang profesor yang sedang mengadakan penelitian terhadap beberapa ekor monyet miliknya.


Monyet A dan monyet B dimasukkan kesebuah ruangan tertutup yang didalamnya
diletakkan sebatang tiang, dimana pada puncak tiang itu terdapat setandan
pisang.


Monyet A mulai memanjat tiang itu, pada saat yg bersamaan sang profesor
menyiramkan air sehingga terpelesetlah monyet A dan jatuh.


Monyet A berusaha untuk memanjat lagi, tapi krn licin, kembali dia terjatuh,
begitu seterusnya, sehingga monyet A menyerah.


Kemudian giliran monyet B, melakukan hal yg sama dengan monyet A, berulang
kali mencoba dan jatuh, menyerah jugalah monyet B.


Kemudian, sang profesor memasukkan monyet C kedalam ruangan tersebut.


Monyet C ingin memanjat tiang tsb, sebelum hal itu terjadi, monyet A dan
monyet B dengan semangat menasehati monyet C untuk tidak mengalami hal yang konyol yaitu terpeleset dan jatuh.


"Percuma kamu memanjat tiang itu, kami berdua sudah mencoba berulang kali
tetapi selalu gagal"


Akhirnya monyet C menuruti nasehat kedua monyet itu, dia tidak berusaha
mencoba memanjat lebih dahulu.


Kemudian sang profesor mengeluarkan monyet A dan B, dimasukkannyalah monyet D dan monyet E.


Monyet D dan monyet E ingin sekali memanjat tiang itu, tetapi monyet C
mencoba menasehati mereka untuk tidak sekali-kali memanjatnya kalau tidak
ingin terpeleset dan jatuh.


Monyet D mendengar dan mematuhi nasehat tsb, dia tidak berusaha untuk
memanjat.


Tapi lain halnya dengan monyet E, dia tidak mendengarkan nasehat itu, dia
tidak terpengaruh dengan nasehat itu, dia mulai mencoba untuk memanjat.


"Apa salahnya mencoba" pikir monyet E


Karena sang profesor tidak memberi air lagi pada tiang itu, monyet E
akhirnya dapat mencapai puncak dan mendapatkan pisang.


Apa pesan dari cerita di atas?

Ada beberapa karakter yang dapat kita jumpai.

Monyet A dan monyet B:

Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter dengan mudahnya menyerah
kalah dan dengan mudahnya mempengaruhi orang lain untuk tidak berusaha,
menanamkan input-2 negatif kepada orang lain.

Padahal : 99% kita-2 yang merasa gagal sebetulnya belum tentu gagal hanya
saja kita cepat menyerah.

Sangat disayangkan bahwa dunia ini sebenarnya dipenuhi oleh orang-2 hebat
yang potensial tetapi terlalu cepat menyerah.

Banyak dari kita yang keburu sudah mati sebelum mencoba menggali seluruh
potensi yang ada pada diri kita.


Monyet C dan monyet D :

Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter mudah sekali percaya dengan
input-2 negatif yang dia terima, tanpa mau bersudah-susah untuk meraih
kesuksesan, orang-2 yang takut gagal, padahal belum mencoba.

Kita cenderung mengikuti falsafah Jan Spoelman "Kalau ragu, lebih baik tidak
usah dilakukan"

Jika kita tidak pernah mencoba, kita sudah pasti tidak akan pernah berhasil.

Kita berjuang bukan dengan kepandaian, tetapi dengan kegigihan.


Monyet E:

Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter tidak mudah terpengaruh
dengan input-2 negatif, orang yang selalu berjuang untuk mendapatkan
kesuksesan, berani mencoba, tidak takut gagal Tidak ada seorangpun didunia
ini yang tidak pernah mengalami kegagalan.


Orang yang sukses selalu bangkit kembali meskipun sudah jatuh.

Kalau kita ingin berhasil, kita harus berani mengambil RESIKO.

---------
Dikutip dari milis inspirasi indonesia

Friday, January 8, 2010

Berkarya yang terbaik sampai akhir


Ada cerita tentang seorang tukang yang telah bekerja puluhan tahun dan ingin pensiun. Ketika ia pamit, kontraktor yang mempekerjakannya memintanya membuatkan sebuah rumah lagi. Si tukang yang sudah sangat ingin pensiun, tak begitu senang mendapat tugas terakhir ini. Maka, ia bekerja setengah hati.
Ia tak sungguh-sungguh memilih material maupun mengerjakan bagian-bagiannya. Pokoknya ia ingin segera selesai dan bebas tugas. Maka, rumah itu tak memiliki kualitas terbaik yang sebenarnya bisa ia berikan. Begitu rumah itu jadi, segera ia serahkan kuncinya kepada si kontraktor.
Namun, si kontraktor mengembalikannya lagi kepada si tukang, dengan ucapan, “Terimalah, rumah ini adalah hadiah untukmu dan keluargamu.” Betapa menyesal si tukang, sebab jika ia tahu rumah itu akan ia tempati, pasti ia membangunnya dengan cara yang sangat berbeda! Kehidupan yang kita bangun tiap-tiap hari, ibarat rumah yang kelak akan kita tinggali.
Maka bahan dan cara yang kita pakai saat membangun, merupakan tanggung jawab dan pilihan pribadi kita. Pertanyaannya, sudahkah kita selalu memberi pemikiran terbaik, usaha terbaik, serta keputusan terbaik dan ikhlas ketika membangun hidup ini, sehingga kita mencapai tujuan yang dikehendaki Sang Pencipta ?
Kita tak ingin menyesal melihat hidup kita di akhir tahun kelak, mari kita memulai perjalanan hidup kita dengan melihat tujuan akhir. Mari capai tujuan akhir kita dengan pengabdian terbaik setiap hari!
HIDUP MENCAPAI TUJUAN TERBAIK KETIKA HATI MAU MEMPERSEMBAHKAN YANG TERBAIK...
Begin with The End in Mind and You Create Your Own Reality
----
Dikutip dari Milis Inspirasi Indonesia

Monday, January 4, 2010

Melakukan Riset Kelas Dunia

Pernah tidak kebayang melakukan riset dengan kualitas tingkat dunia?
Waduh yang seperti apa ya?
Apakah yang melakukan harus orang luar negeri? Atau cakupannya harus yang buesar?
Riset kelas dunia tentunya tergantung dari hasil rekomendasi yang dihasilkan. Apakah rekomendasinya mampu mengatasi permasalahan yang ada. Kalau di dunia bisnis, rekomendasi yang dilakukan mampu membuat perusahaan merauk keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.
Sebagus apapun rancangan risetnya, semahal apapun biaya risetnya, kalau tidak bisa menghasilkan rekomendasi yang berguna maka risset tersebut bisa kita katakan gagal.
Lalu bagaimana caranya untuk menjadi periset kelas dunia?
Yang jelas kita harus terus bereksperimen untuk melakukan riset demi riset dan terus memantau / memeriksa bagaimana rekomendasi yang kita hasilkan cukup berhasil mengatasi permasalahan yang ada atau tidak. Dan apakah rekomendasinya telah memberikan sesuatu nilai tambah atau tidak.
Dari pengamatan saya, ada 5 keahlian yang harus kita lakukan untuk menjadi periset kelas dunia.
  1. Mampu menemukan pokok permasalahan yang sedang dihadapi
  2. Mampu melakukan riset secara mendalam dan menyeluruh
  3. Mampu menghasilkan rekomendasi
  4. Mampu melakukan rekomendasi yang dihasilkan
  5. Mampu memonitoring dan mengevaluasi rekomendasi
Dari 5 keahlian di atas saya turunkan menjadi 5 langkah dalam melakukan riset kelas dunia.
1. Temukan pokok permasalahan
Dalam bukunya yang berjudul Riset Pemasaran, Malhotra, mengatakan banyak dari perusahaan salah mengambil kebijakan karena mereka ketidakberhasilan mereka dalam mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi.
Ada banyak cara dalam mengidentifikasi permasalahan. Cara yang terbaik adalah dengan merancang sendiri metodenya. Caranya dengan mencoba semua cara yang ditulis atau diseminarkan oleh semua periset-periset handal kelas dunia, seperti Hermawan Kartajaya, Philip Kotler, Malhotra, dll. Lalu kita bandingkan mana yang lebih mudah untuk diaplikasikan atau kita menggabungkan metode-metode itu.
2. Rancang dan lakukan riset secara mendalam dan menyeluruh
Setelah kita menemukan pokok permasalahannya, jangan lupa untuk merancang risetnya dan melakukannya. Rancangan riset ini juga tergantung dari permasalahan yang kita temukan, maka dari itu menemukan permasahan yang tepat sangat penting.
Untuk pemula, ada baiknya sebelum kita merancang riset, kita meneliti rancangan-rancangan riset yang telah dilakukan oleh periset terdahulu. Sebagai referensi kita dalam merancang dan melakukan riset.
3. Hasilkan rekomendasi
Ini yang terpenting, riset yang kita lakukan haruslah menghasilkan rekomendasi. Rekomendasi ini bukanlah kesimpulan dari riset yang kita lakukan, tapi berupa langkah-langkah strategis (konkrit) yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan.
Misalnya : misalnya dari hasil riset mengatakan bahwa penurunan laba perusahaan adalah dikarenakan kurangnya ekuitas brand perusahaan lebih kecil dari perusahaan kompetitor. Sehingga banyak calon pelanggan beralih ke perusahaan kompetitor. Maka rekomendasinya adalah bagaimana supaya ekuitas brand perusahaan meningkat. Seperti memperkuat pelayanan yang prima dengan mengeluarkan program-program baru yang mempermudah dan mempersingkat pelayanan yang telah ada. Dan program ini kualitasnya haruslah lebih tinggi dari yang pelayanan yang sebelumnya.
4. Lakukan rekomendasi
Jangan hanya pandai menghasilkan rekomendasi, tapi juga pandailah untuk melakukan rekomendasi yang telah dikeluarkan. Seperti yang sering dipakai oleh Pak Hermawan Kartajaya, “Practice what you preach”
Kemampuan untuk melakukan rekomendasi ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi kita. Karena tidak banyak yang bisa melakukannya. Banyak yang bisa menganalisa, melakukan riset tapi sedikit yang bisa melakukan rekomendasi. Kemampuan inilah yang membuat Mark Plus, konsultan marketing, bisa melejit menjadi konsultan marketing nomor 1 se-ASEAN. Dan berhasil mendudukkan Hermawan Kartajaya sebagai 1 dari 50 orang yang mengubah wajah marketing di dunia.
5. Monitoring dan evaluasi rekomendasi
Yang terakhir adalah melakukan monitoring dan mengevaluasi rekomendasi yang dilakukan. Hal ini penting sekali untuk mengukur bagaimana keampuhan rekomendasi kita dalam mengatasi masalah.
Terlepas dari berhasil tidaknya rekomendasi, tetap harus kita catat, sebagai acuan dalam melakukan riset yang akan datang. Dengan bagitu pengalaman kita akan semakin banyak dan bisa menjadi bekal kita untuk melakukan riset kelas dunia.
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Asal kita punya tekad dan kemauan yang tinggi. Pak Hermawan, Pak Kresnayana, Pak Kotler, 30 – 40 tahun yang lalu mereka bukanlah siapa-siapa. Tapi sekarang, semua perkataan mereka selalu didengarkan dan bahkan dinantikan oleh banyak kalangan. Mereka bisa seperti sekarang ini karena telah melakukan riset kelas dunia. Dan tulisan saya di atas, adalah hasil pengalamatan dan penelitian saya terhadap beliau-beliau. Melalui tulisan-tulisan mereka yang termuat di dalam buku, majalah, Koran, internet dan juga melalui tayangan televisi, dan you tube.
Jadi, bagaimana pendapat anda?
Tertarik untuk menjadi periset kelas dunia?