Monday, December 15, 2008

Perjalanan menemukan arti dari statistika yang sebenarnya

Meskipun sudah tiga tahun lamanya saya kuliah di jurusan Statistika tepatnya pada tahun 2003 s.d 2006, saya masih terusik dengan pertanyaan.
Statistik itu apa sih?
Sepintas pertanyaan “statistik itu apa sih” memang simpel tapi ya cukup rumit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Meskipun saya sudah lulus, tapi saya masih susah mendefinisikan statistik. Kebetulan dikantor saya itu mempunyai sebuah perpustakaan. Maklum saya kerja di yayasan pendidikan yang mempunyai 10 unit sekolah dari TK sampai Universitas.
Di kamus besar bahasa Indonesia, ternyata statistik itu artinya adalah data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan sehingga dapat memberikan informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala.
Lalu apa perbedaannya dengan Statistika?
Di kamus, dikatakan statistika adalah ilmu tentang cara-cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis dan mencari keterangan yang berarti dari data.
Jadi pendek kata, statistik itu data sedangkan statistika itu adalah ilmunya data.
Supaya hati ini lebih mantab lagi mengenai definisi statistika, saya mencoba mencari jawabannya di Answers.com, situs yang berisi tentang encyclopedia dari berbagai macam sumber terpercaya.
Dari berbagai macam definisi yang ada, saya menemukan sebuah pola menarik yang secara simpel dapat mendefinisikan arti dari statistika.
Polanya seperti ini, bahwa saat kita mendefinisikan statistika kita berbicara tentang 4 kegiatan, yaitu:
  1. mencari data
  2. mengelola data
  3. menganalisa data
  4. mengambil kesimpulan
Tapi kalo dipikir lebih dalam lagi, ilmu statistika ini ilmu apa sih? ilmu yang mempelajari tentang mencari data, mengelola data, menganalisa data kemudian mengambil kesimpulan dari data itu ilmu apa ya??
Kebetulan di tempat kerja saya, saya sedang meneliti tentang bagaimana cara otak manusia bekerja. Ada hal menarik yang saya temukan secara tidak sengaja. Bahwa di otak kita terdapat berbagai kemampuan alami yang sudah ada pada saat kita masih bayi. Kemampuan ini didesain supaya manusia dapat bertahan hidup dengan segala macam keadaan alam di bumi. Salah satu dari kemampuan itu adalah kemampuan untuk memecahkan masalah.
Terus apa hubungannya dengan statistika ?
Hubungannya sangat erat, bahkan anda tidak akan percaya jika anda mengetahuinya. Saya akan coba dengan membuat ilustrasi sederhana.
Sekarang coba anda bayangkan kalau anda lagi punya masalah ingin punya HP yang bisa buat ndengerin musik ama bisa motret. Kira-kira apa yang akan anda lakukan ?
Kalau saya, hal yang akan saya lakukan adalah
  1. mencari tahu merek dan type HP yang bisa buat ndengerin musik ama bisa motret
  2. setelah itu mencari tahu berapa harganya di berbagai tabloid tentang HP
  3. setelah tahu saya ingat-ingat kalo perlu saya catat harganya
  4. kemudian saya pergi ke WTC untuk cros cek harga dengan yang ada di tabloid.
  5. setelah datanya lengkap saya akan membandingkan harga yang cocok untuk kantong saya dan type HP yang sesuai dengan selera saya
  6. setelah cocok maka saya akan membeli HP itu.
Apakah sama dengan apa yang saya pikirkan?
Proses diatas adalah cara kemampuan otak kita dalam memecahkan masalah bekerja. Wow, kadang kita nggak sadar akan kemampuan otak kita bukan? Nah kembali ke topik, terus apa hubungannya dengan statistika? Kalo kita cermati dari proses ini diatas, ada hal yang menarik.
Point 1 dan 2 bukankah kita sedang mencari data tentang harga dan type HP ? anda setuju?
Point 3 dan 4 bisa kita sebut dengan kegiatan mengelola data, yaitu mencatat dan mengecek kembali (cross cek) data yang kita terima.
Point 5, bukankah itu kegiatan menganalisa data? data tentang harga dan type kita bandingkan dari satu counter dengan counter yang lain untuk memilih harga yang murah dengan dengan type yang cocok dengan selera kita?
Point 6, itu adalah tahapan terakhir dimana kita mengambil keputusan dari hasil analisa yang kita buat.
Kalo kita rangkum dari penjelasan saya diatas, proses diatas adalah proses mencari data - mengelola data - menganalisa data - mengambil keputusan. Dan proses ini adalah statistika.
Jadi ……
Kemampuan otak kita untuk memecahkan masalah itu adalah statistika. Jadi bisa saya bilang, kalo statistika itu adalah ilmu yang mempelajari tentang cara bagaimana memecahkan masalah

Fakta bahwa Statistika ilmu yang banyak rumus njlimetnya
Kalau cuma memecahkan masalah, kenapa kok statistika itu banyak rumus-rumusnya?? Da gitu rumusnya kok njlimet sekali?
Wah ini yang repot buat njawabnya …??
Ok deh, mari kita telusuri sekali lagi. Kita telusuri kembali bagaimana otak kita bekerja saat memecahkan masalah mo beli HP. Barang kali ada yang kelewatan.
Oh ya, sempat kepikir nggak. Kenapa sih kok beli HP ributnya setengah mati? bukankah yang penting bisa motret ma bisa ndengerin lagu aja sudah cukup? Napa kok mendadak bingung?
Kalau saya sih, kenapa kok ribut wak tu beli HP ? Karena, HP yang bisa motret dan bisa ndengerin itu macamnya buanyak dan harganya sangat beragam. Jadinya bingung milih yang mana dan beli dimana?
Nah ketahuan sekarang, kenapa mo beli HP aja kok jadi masalah. Karena Type dan harga Hp sangat bervariasi jadinya bingung mo milih yang mana. Bagaimana dengan anda ? apakah anda mengalami hal yang sama ?
Bisa nggak kita menyimpulkan kalo masalah yang kita hadapi itu timbul karena adanya variasi ? coba kalo type dan harga HP sama ? apakah masih timbul masalah ? rasanya kok nggak ada masalah ya ? betul nggak ?
Bagaimana Pendapat anda ?
Sekarang mari kita lihat kembali tahapan saya waktu mau membeli HP,
  1. mencari tahu merek dan type HP yang bisa buat ndengerin musik ama bisa motret
  2. setelah itu mencari tahu berapa harganya di berbagai tabloid tentang HP
  3. setelah tahu saya ingat-ingat kalo perlu saya catat harganya
  4. kemudian saya pergi ke WTC untuk cros cek harga dengan yang ada di tabloid.
  5. setelah datanya lengkap saya akan membandingkan harga yang cocok untuk kantong saya dan type HP yang sesuai dengan selera saya
  6. setelah cocok maka saya akan membeli HP itu.
Di poin 4, saya memilih ke WTC untuk cros cek harga walaupun tempat jualan HP nggak di WTC aja. Pertanyaannya sekarang kenapa kok ke WTC ?
Memang tempat jualan HP nggak di WTC aja, ada plasa marina, ada Hi tech Mall, ada BG Junction. Wah buanyak deh. Belum counter HP di pinggir2 jalan. Tapi kenapa kok WTC ?
Jawabannya itu lebih ke masalah waktu, biaya dan tenaga. Karena cros cek harga di semua tempat jualan HP di Surabaya jelas akan membutuhkan waktu lebih lama, biaya transportasi akan lebih mahal dan tenaga yang dikeluarkanpun juga lebih besar dibandingkan jika hanya di WTC saja. Dan yang paling penting, saya menganggap kalo ke WTC itu sudah mewakili semua tempat jualan HP di Surabaya.
Jadi pada kenyataannya saya mengambil sampel dari populasi tempat jualan HP di Surabaya. Dan saya menganggap bahwa sampel yang saya ambil ini mampu mewakili populasi tempat jualan HP di Surabaya.
Sekarang kita juga tahu bahwa otak kita dalam memecahkan masalah juga mempergunakan perkiraan untuk menghindari ketidak efektifan dalam hal waktu, biaya dan tenaga.
Waktu saya bercerita tentang temuan ini kepada rekan kerja saya, dia langsung menyimpulkan kalo statistika itu adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara kerja otak dalam memecahkan masalah. Ya, hal itu memang benar. “That the amazing of statistika”
Nah sekarang saya akan menjawab pertanyaan di atas,
“Kalau cuma memecahkan masalah, kenapa kok statistika itu banyak rumus-rumusnya?? Da gitu rumusnya kok njlimet sekali?”
karena data yang kita olah semakin buanyak dan masalah yang dipecahkan juga semakin buanyak dengan resiko yang semakin besar. Untuk itu perlu solusi yang jitu dengan error yang kecil. Itulah sebabnya statistika buanyak rumusnya. Untuk memperkecil peluang salah mengambil keputusan.

Kesimpulan tentang statistika

Saya membuat kesimpulan dari penelitian ini dengan menampilkannya dalam gambar. Hal ini karena saya mendapat masukan dari teman saya. Dia menyarankan supaya saya membuat model atau ilustrasi yang bisa menggambarkan definisi statistika yang saya tulis. Alasannya cukup simpel, biar mudah diingat. Wah boleh juga tuh idenya. Akhirnya, saya mencoba membuat modelnya. Hasilnya bisa dilihat pada gambar 1. dibawah ini :
Gambar 1.
Di tengah gambar, saya menggunakan lambang sigma sebagai lambang dari statistika. Pertimbangannya karena sigma sudah identik dengan statistika. Jadinya tidak perlu membuat simbol yang baru. Kalau misalnya saya ngotot bikin simbol baru, hasilnya malah membuat model saya tidak familiar. Hal ini karena statistika memang identik dengan sigma dan banyak orang yang beranggapan begitu. Jadi image sigma sebagai lambang dari statistika sangat kuat. Harapan saya, saat orang lihat sigma secara otomatis akan berasosiasi dengan model saya ini. Jadinya model saya ini akan mudah sekali untuk diingat.
Kalau ditanya kenapa kok sigmanya didalam segi 6? Wah, kalo yang ini nggak ada alasan khusus, biar bagus aja kali. He he he… Di sekeliling sigma saya menuliskan 4 kata kunci yang menurut saya mampu mendefinisikan statistika, yaitu: problem, variance, estimasi dan sample.
Kata-kata kunci ini akan membantu saya menjelaskan tentang alasan (why) kita menggunakan statistika dan bagaimana menggunakannya (how).
Pertama kali, kita akan menghubungkan 2 kata kunci secara vertikal, problem dan variance.
Gambar 2.
Hubungan ini merupakan hubungan sebab akibat yang menjelaskan kenapa kita menggunakan statistika. Singkat cerita, problem yang biasa kita jumpai / hadapi / timbul pada dasarnya karena ada perbedaan (variance). Perbedaan yang ada bisa saja antara kenyataan dan harapan kita. Bisa juga karena terlalu banyak pilihan yang beragam, dsb. Dan perlu diingat, statistika itu ilmu yang digunakan untuk memecahkan masalah. Nah maka dari itu 2 kata kunci ini kemudian saya golongkan sebagai alasan kita menggunakan statistika (why).
Yang kedua, kita menghubungkan 2 kata kunci secara horizontal, yaitu: estimasi dan sample
Gambar 3.
Hubungan ini juga merupakan hubungan sebab akibat yang menjelaskan secara garis besar bagaimana kita menggunakan statistika. Kadang kita ingin sekali menyelesaikan masalah dengan cepat, tidak banyak biaya dan tidak terlalu banyak tenaga. Saat kita memikirkan hal itu, saat itu pula kita akan menggunakan statistika. Cara statistika menyelesaikan masalah adalah dengan mengambil sebagian dari seluruh informasi yang bisa membantu menyelesaikan masalah. Sebagian informasi yang kita ambil itu biasa disebut dengan sampel. Sedangkan keseluruhan informasi yang ada biasa disebut sebagai populasi. Yang menarik adalah, dari sampel yang diambil bisa memperkirakan (mengestimasi) kondisi populasi dengan akurat.
Memang sangat akurat ya?
Betul bahkan dengan statistika, estimasi yang dihitung hanya punya error sebesar 5 % saja. Tentu saja, untuk menjamin ini dibutuhkan perhitungan yang kadang-kadang cukup rumit. Sekarang, apakah anda setuju jika 2 kata kunci ini kemudian saya golongkan sebagai penjelasan secara garis besar bagaimana kita menggunakan statistika (how)?

Lahirnya filosofi Statistika

Dari kesimpulan di atas, saya membuat filosofi statistika saya sendiri. Filosofi ini ada 2 hal, yaitu tentang why dan how.
  1. Statistika itu ilmu yang digunakan untuk memecahkan masalah
  2. Statistika dapat memecahkan masalah dengan cara yang efektif dan effisien
Filosofi ini akan saya pegang untuk pengembangan kemampuan statistika saya. Saya percaya statistika akan memberikan kontribusi sangat besar untuk peradaban manusia.
Bravo Statistika!!

No comments:

Post a Comment