Friday, October 14, 2016

Pelajaran dari jepang



Saudara tua kita ini telah beberapa kali bangkit dari kekalahannya pada perang dunia kedua dan bencana kebocoran reaktor nuklir akibat gempa. Saya mengakui kehebatan mereka dalam berinovasi. Walaupun sekarang mulai redup dan kalan bersaing dengan tetangganya, korea selatan.

Sejak kecil saya selalu melihat anime jepang yang disiarkan setiap hari minggu. Mulai dari doraemon, inuyasha, Ultramen, Satria baja hitam, sampai yang sekarang masih saja ada, yaitu one piece.


Saya pengagum berat tradisinya mereka. Dalam keseharian saya, tanpa sadar nilai-nilai jepang sudah menjadi karakter saya. Mungkin inilah efek dari lihat film jepang terlalu lama. Ada beberapa catatan penting yang saya temukan di FB teman saya tentang Jepang. Teman saya yang 3 tahun tinggal disana pun mengatakan hal yang sama.

Berikut beberapa Hal Penting yang Bisa Dipelajari dari Jepang :


Suka Kebersihan


Anak-anak Jepang membersihkan sekolah mereka setiap hari selama seperempat jam dengan para guru, yang menyebabkan munculnya generasi Jepang yang sederhana dan suka pada kebersihan.

Setiap warga negara Jepang yang memiliki anjing harus membawa tas dan tas khusus itu berguna mengambil kotoran piaraan mereka, karena mengatasi kebersihan adalah bagian dari etika orang Jepang.

Pekerja kebersihan di Jepang disebut "insinyur kesehatan" dan mendapatkan gaji setara Rp.50 juta per bulan, dan dalam perekrutannya menjalani tes tertulis dan wawancara.


Pantang Menyerah


Jepang tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti di Indonesia. Mereka sering terkena gempa bumi, tetapi itu tidak mencegah Jepang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia.

Dari kekurangan ini sifat pantang menyerah tertanam kuat di benak mereka. Sehingga mereka harus bisa bertahan hidup dalam kondisi yang serba susah. Sifat ini kemudian yang menumbuhkan karakter inovatif yang berperan penting bagi perkembangan masyarakatnya.

Mandiri


Masyarakat Jepang meskipun merupakan salah satu negara dengan pendapatan tertinggi di dunia, tetapi mereka tidak memiliki pembantu. Orang tua bertanggung jawab atas rumah dan anak-anaknya.

Tidak berlebihan


Jika Anda pergi ke sebuah restoran prasmanan di Jepang, Anda akan melihat orang-orang yang hanya makan sebanyak yang mereka butuhkan. Setelah selesai makan, tidak tampak limbah apa pun. Tidak ada pula sisa-sisa makanan.

Menghargai waktu


Tingkat keterlambatan kereta di Jepang adalah sekitar 7 detik per tahun ! Mereka menghargai nilai waktu, sangat tepat waktu untuk menit dan detik. Bahkan kalau sampai terlambat, kepala kereta akan memberikan surat keterangan terlambat ke penumpang. Surat ini bisa dijadikan karyawan dan pelajar untuk menjelaskan keterlambatan mereka ke atasan atau guru.

Pendidikan menjadi aset yang paling penting


Siswa Jepang dari tahun pertama hingga tahun keenam primer harus belajar etika yang berguna kelak bila mereka berinteraksi dengan orang lain di masyarakat.

Tidak ada tes ujian dari tingkat pertama sampai tingkat ketiga (setara SD kelas 1 sampai SD kelas 3), karena tujuan pendidikan adalah untuk menanamkan konsep dan pembentukan karakter, bukan hanya tes dan indoktrinasi.

Jika anda bertanya kepada mereka" Apakah arti pelajar ?" Mereka akan menjawab : " Pelajar adalah masa depan Jepang."



No comments:

Post a Comment